Thursday, October 25, 2012

Do'a untuk anak perempuanku


Wahai anak perempuanku yang kusayangi,
Bila kamu bersuami kelak...
 

Janganlah mengucapkan kata-kata yang tidak pantas kepada suamimu, walaupun kamu lebih sholeh dan lebih berilmu darinya,
yang demikian itu lebih baik bagimu, menyelamatkan dirimu dari api neraka dan meninggikan derajatmu di sisi Allah.
 

Walaupun suamimu suka berkata kasar kepadamu...
anggap saja itu suatu kelebihan yang akan menggugurkan dosa-dosamu di saat kamu muda, karena kamu pernah berkata kasar kepada ibumu atau ayahmu...
 

Sabarlah terhadap perilaku yang tidak menyenangkan walaupun hatimu sakit, karena sekali lagi Allah akan membuatmu semakin muda dan membuat wajahmu semakin bercahaya. Malaikat akan selalu bersamamu, mendoakanmu ketika kamu dalam kesusahan.
 

Wahai anakku, tidak ada akhlak yang paling baik dalam perdebatan kecuali diam dan mengalah. Karena dengan begitu hatimu akan bertambah luas dan dalam dalam menyikapi hidup ini dan akan membuatmu semakin dewasa.
Kata orang bijak, di dunia ini tidak ada orang dewasa, yang ada adalah orang yang bisa mengendalikan diri dalam kemarahan.
 

Anakku, semoga Allah sentiasa menjagamu dari segala keburukan dan kesusahan. Amin.

(seperti yang pernah kutuliskan pada status fb ku)

Takbiran Idul Adha 1433H

Seiring dengan kumandang takbir bertalu-talu, meneriakkan kebesaran Sang Kholiq. Hati ini semakin kelu dan syahdu. Sudah dua hari raya ini kunikmati tanpa sensasi dan isi. Semua itu dikarenakan kesehatanku menurun ketika menjelang datangnya hari-hari bahagia itu. Ramadhan dua bulan yang lalu juga tidak bisa menikmati indahnya malam Lailatul qodar dan malam-malam tarawih, karena terkapar tak berdaya di kasur dan bantal.

Hari semakin kelam ketika seseorang yang kukasihi ternyata bersikap acuh tak acuh dan cuek karena itu sudah biasa. Sudah biasa sakit, dan dia juga yang harus merawatnya. Jadi, bosan kayaknya mendengar segala keluh kesahku. Bahkan mungkin dia sudah bosan menjadi istriku. Kutelan dan kukunyah kekesalan dan kekecewaannya setiap hari. Bagiku itu sudah seperti camilan yang enak dan menggairahkan. Karena omelan dan cacian itu bisa meningkatkan kesabaran dan memperkuat rohani. Bukan karena menghibur diri. Tetapi karena memang itu sudah menjadi keseharianku saat ini dan juga sudah berlangsung kurang lebih tiga belas tahun yang lalu.

Itulah sabar. Sabar itu tak dibatasi oleh waktu. Belajar sabar itu sampai mati, sampai bertemu dengan Syurga, sampai bertemu dengan Sang Pencipta. Kesabaran itulah sifat ahli syurga. Syurga bukanlah tempat bagi para pemarah dan pendendam. Karena syurga itu berisi orang yang murah senyum, pemaaf dan pengikhlas kesalahan orang yang pernah mendoliminya. Syurga itu milik orang-orang yang kuat. Orang yang kuat adalah orang yang bisa menahan amarahnya, walaupun dia sanggup membalas (ingat mutiara kata Syaidina Ali K.W). Iya, K.W, itulah nama belakang ku. Bisa berarti juga Karamallahu Wajhah (karomah pada wajahnya). Semoga Allah memberi karomah pada wajahku yang tidak terlalu ganteng ini.

Semoga diawal tahun 1434H mendatang, amalanku semakin baik dan berkualitas. Sholat berkualitas, dzikir yang khusuk dan do'a yang makbul. Itulah inti dari kehidupan dan kebaikan di dunia ini selain seorang Istri yang solehah. Hemmm, semoga Allah memberiku seorang istri yang solehah, yang selalu taat suami tanpa syarat. Bukan berarti ingin tambah istri, tetapi semoga Allah memperbaikai dan mentarbiyah istri yang sekarang menjadi istri yang kudambakan. Amin.