Friday, April 17, 2020

Kegetiran itu kembali

Kegetiran demi kegetiran 
seolah datang...
Menyapaku kembali
Setelah Dua puluh Lima tahun menghilang.

Dia seolah mngejekku....
Wahai kamu yang memiliki jiwa Tak utuh
Sukmamu sudah Tak Ada dijiwamu.

Jiwamu sudah Tak Ada diragamu
Kamu adalah jasad Tanpa ruh
Karena ruh itu telah pergi dari jasadmu

Kesalahanmu terlalu banyak untuk disebutkan...
Kebaikanmu itu Tak Ada...

Amalmu itu kosong...
Terbang punah Tanpa keikhlasan

Cintamu sudah Tak Ada...
Terbang bersama kegelisahan Dan kegundahan..

Cinta sejatimu hanyalah angan kosong
Karena sejatinya kamu Tak punya cinta
Cintamu telah mati ditelan bumi
Terlalu dalam untuk kau gali kembali

Kamu hanyalah seonggok daging
yang akan membusuk dimakan usia
Yang akan menjamur Dan kudisan
Kamu terlalu najis untuk bahagia

Kemudian dia mencibirku
Dengan gaya cibiran yang sangat memuakkan
Bahkan bisa membuatku muntah

Tapi aku hanya berharap..
Tuhanku akan menolongku...
Atau seseorang yang tahu...
Bahwa cintaku itu Ada..
Walaupun tidak semurni berlian
Walaupun tidak seputih salju
Tetaplah cinta itu Ada..
Hanya Aku sendiri yang tahu
Dan tentunya Tuhanku tahu
Siapa yang sesungguhnya
Aku cintai.. 

Bandung, 17 April 2020

Tuesday, April 15, 2014

Mimpi Aneh

Sepertia biasa, setiap hari Jum'at menjelang dhuhur, kira-kira jam sebelas siang, Nano harus pergi ke musholla sekolah untuk persiapan sholat jum'at di sekolah. Dia adalah salah satu pengurus OSIS seksi agama Islam, walaupun dia sesungguhnya bukanlah anak yang Islami banget. Sholatnya aja masih sering bolong-bolong, apalagi kalo pas pagi subuh, bisa dipastikan dia paling cepat bangun jam setengah enam pagi, ketika matahari sudah memasuki waktu isyroq.

Namun tidak seperti hari-hari biasanya, hari itu dia begitu giat untuk mempersiapkan jum'atan di almamater tercintanya. Sekolah Nano adalah sekolah favorit di kotanya. Di sekolah inilah dia sudah memasuki tahun keduanya. Namun tak banyak prestasi yang bisa ditunjukkan Nano di sekolah ini mengingat sekolah ini adalah gudangnya anak-anak pinter dari seantero kotanya, bahkan tak jarang, anak luar kota juga ingin dan masuk sekolah ini, mengingat prestasi yang sudah dicapai oleh sekolah SMU ini. Bahkan, Nano pernah menempati ranking empat puluh tujuh dari empat puluh tujuh siswa. Inilah yang membuat ibunya sangat berang, bukan hanya itu, ia masih ingat ketika teman ibunya sedang bertandang ke rumah ibunya menceritakan kehebatan dirinya yang ranking satu dari belakang itu, sehingga membuat Nano sangat malu ketika bertemu ibu itu dan apalagi anak perempuannya yang terkenal memiliki prestasi yang lumayan bagus di sekolahnya.

Hari ini adalah hari jum'at ke sekian kalinya Nano harus mempersiapkan sound system musholla, dan ke sekian kali pula ia harus pulang lebih lambat di banding teman-temannya, sampai-sampai ibunya bilang kalo dia itu ngathok (jawa: artinya menjilat) sama sekolah atau gurunya agar dapat nilai bagus dan sebagainya. Kata-kata ibunya yang tidak enak itu tak membuat Nano mundur dari pengurus musholla. Bahkan dia semakin semangat mengurus musholla, apalagi karena mimpi semalam yang menurut dia sungguh aneh.
Iya, aneh. Bagaimana tidak aneh, dalam mimpi itu dia memakai ghomis dan surban layaknya seorang kiayi, bahkan seperti di film wali songo. Bagaimana tidak aneh, dia yang selama ini sangat awam dalam agama, tahu-tahu dalam mimpi itu di tunjuk menjadi penasehat raja dan disaksikan seluruh penduduk negeri, karena pelantikan itu dilakukan di sebuah lapangan yang sangat luas. Bahkan teman-temannya satu kelas mencibir dan mengata-ngatai dengan perkataan yang tidak enak di dengarkan. Kemudian para pelayan dan dayang menyiraminya dengan air kembang yang harum dan semerbak yang dia rasakan sampai bangun dari tidurnya.
Dia bangun tidur dalam kondisi masih tidak percaya dan keheranan. Bagaimana mungkin mimpi itu ketika dia bangun masih terasa bekas air di tangannya. Mungkinkah itu ibunya yang membangunkannya? Ah tidak. Ibunya masih tertidur lelap, karena jam masih menunjukkan jam setengah tiga malam. Tanpa pikir panjang dia langsung bangun dan menuju kamar mandi untuk buang air dan mengambil air wudhu'.
Suasana malam jum'at ini memang aneh, tiba-tiba setelah mimpi itu dia jadi pengin sholat dan meminta petunjuk, apakah arti dari mimpinya itu. Dulu, guru agamanya pernah bilang, kalau mimpi aneh atau bagus, hendaknya berdo'a minta petunjuk dan perlindungan dari kejahatan mimpi tersebut. Tapi dia berharap, mudah-mudahan mimpi ini adalah pertanda bagus buat dirinya.
Wah, jam sudah menunjukkan jam sebelas lewat tiga puluh menit, jama'ah sudah pada datang untuk sholat jum'at. Semua siswa yang muslim sholat jum'at baik pria maupun wanita, karena ada tugas agama untuk meringkas isi kutbah jum'at setiap minggunya. Tanpa canggung, Nano mengumumkan kepada jama'ah untuk merapatkan shaffnya baik laki-laki maupun perempuan di tempatnya masing-masing. Dan hari itu musholla Al Kautsar penuh sesak oleh jema'ah.
Kebetulan petugas adzan dhuhur hari itu lagi tidak masuk, maka sebagai cadangannya, Nano terpaksa maju ke depan untuk adzan sekaligus menjadi bilalnya. Suara Nano yang khas dan mendayu dayu menghanyutkan pendengarnya yang juga ikut menjawabnya. Nano dahulu adalah seorang vokalis band, tapi karena teman-teman satu grupnya tidak ada yang masuk sekolah favorit ini, maka bakat Nano yang terpendam itu tidak tersalurkan. Hanya adzan dan iqomah lah yang sekarang sering dia lakukan. Ya, ternyata Allah memiliki rencana di balik semua itu. Allah inginkan kebahagiaan Anak itu mulai saat ini. Allah akan menanamkan sedikit-demi sedikit kecintaan Agama kepadanya.

Mata Itu (Bagian 4)

Cerita sebelumnya disini

Setelah malam yang galau itu, aku berpikir bahwa hubunganku dengannya tidak perlu dilanjutkan lagi. Sepertinya aku memang bukan tipe cowok romantis yang bisa mengerti perasaan wanita. Belum lagi aku dimarahi ayah karena make motor sampe malem, padahal ijinnya cuma sebentar.
Ahhh... sudahlah ... masa depan ku terbentang di depan mata, ujian nasional menanti disana. Aku tidak mau mengecewakan orang tua dengan gagal dalam melewatinya.
Hari minggu berlalu begitu saja, tanpa kegiatan apa pun. Hati ini masih campur aduk, makan gak enak, duduk gak enak, nonton tivi terasa hambar, ahh....Akhirnya ibuku memanggilku.
"Oni..., tanaman yang di sebelah pagar itu mulai kering, kamu siram deh, ntar keburu mati ...", perintah ibuku.
"Ya Bu ...", aku segera bergegas ke gudang mengambil selang dan menyalakan air jet pump untuk menyiram tanaman dekat pagar depan.
Dan memang benar, bougenvil pink dan palem kecil di pojok itu memang sedikit layu dan kurang makan. Dengan bersiul-siul kecil, kusiram tanaman itu dengan kasih sayang.... ala maak.

Ebtanas Tiba


Hari berganti hari, bulan berganti bulan Ujian Ebtanas (saat itu) semakin dekat. Dengan segenap pikiran dan tenaga kukerahkan kemampuanku untuk menghadapinya. Kuminta bantuan seorang temanku yang kuanggap lebih pintar dariku, sebut saja namanya Amrul.
Si Amrul ini, walaupun badannya kecil dan kelihatan kurang bertenaga, tetapi dia anak yang cerdas. Nilai pelajaran yang susah-susah dia selalu diatasku, Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi dia selalu diatas. Aku juga heran, kenapa anak-anak yang kecil dan ceking disekolahku cenderung memiliki otak yang lebih encer daripada anak yang bongsor dan badannya gede. Apakah anak yang kerempeng itu rajin tirakat ya? Begitu kata hatiku, dan itu memang kemudian terjawab, karena mereka memang rajin puasa senin-kamis. Aku sih gak terlalu ambil pusing masalah tirakat mereka, karena memang pengetahuan agamaku masih kurang kali.

Akhirnya, hari-hari yang ditunggu pun tiba, EBTANAS.
EBTANAS saat itu artinya adalah Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional. Cukup jelas bukan? Kalau masih bingung, tanya saja sama kakekmu .... he he he
Yang paling berkesan dari Ebtanas ini adalah saat ujian mata pelajaran matematika. Kebetulan yang menjaga adalah orang luar sekolah. Dan kebetulannya lagi, yang menjaga adalah calon dari bulikku (tante) yang paling muda, atau kata orang jawa namanya ragil. Walaupun akhirnya tidak jadi menikah sama bulik.
Saat aku sudah menyelesaikan soal matematikaku, kuberi kode dia untuk keluar ruangan. Eh, benar juga, pak guru itu keluar dari ruangan ujian cukup lama, mungkin sekitar setengah jam. Kesempatan itu kugunakan sebaik-baiknya untuk menolong teman-teman dengan menyebarkan lembar jawaban keliling ruangan. Ada yang terima, ada juga yang tidak percaya akan jawabanku. Ya sudah, yang penting aku niat amal, just it!
Alhamdulillah, setelah keluar nilaiku cuma sembilan (merendah nih ye!), yang mencontek jawabanku rata-rata dapat delapan, tapi ada juga yang dapet nilai 9,25, ah dia untung satu soal aja.
Tapi tidak apa-apa, aku cukup puas dengan nilai NEM saat itu, lima puluh empat koma lima puluh. Yaa... gak jelek-jelek amat deh!
Yang penting tidak ada nilai lima disitu, PMP dapet sembilan koma enam tujuh, disyukuri aja deh.
Akhirnya berbekal nilai yang cukup bagus, aku sangat pede menghadapi ujian masuk perguruan tinggi negeri.
Saking pedenya dengan nilai NEM yang bagus itu, aku jadi lengah dan kurang persiapan. Singkat cerita, aku gagal UMPTN maupun ujian masuk BPLK saat itu. Jadilah, orang tuaku marah-marah dan memberikan ultimatum, kalau masuk perguruan tinggi swasta, lebih baik tidak kuliah.
Karena obsesiku adalah gelar sarjana, maka kutolak beberapa tawaran untuk mendaftarkan diri ke Diploma tiga, walaupun itu perguruan tinggi negeri.
Akhirnya, kunikmati satu tahun masa penantian itu dirumah, dengan segala kegiatan untuk menghabiskan waktu saja.
Singkat cerita, tahun 1993 aku berhasil diterima di FMIPA Universitas Brawijaya Malang. Aku mengambil Program Studi Matematika. Mengapa aku pilih Matematika, yang kata orang bilang pelajaran susah dan sebagainya. Tetapi, aku memang suka sama pelajaran ini karena tidak bertele-tele seperti orang sastra, yang harus berbicara ngalor-ngidul dulu untuk menyampaikan pesannya.
Satu tambah satu sama dengan dua, titik. Itulah mungkin sebagian kecil dari filosofiku yang tidak mau repot terhadap apa pun yang terjadi dalam hidup ini. Termasuk dalam menghadapi makhluk yang namanya perempuan. Aku gak terlalu ngoyo kalau seorang cewek menolak dekat denganku.
"Ah... jaim aja kali ... secara fisik aku gak jelek-jelek amat kok!", begitu kataku dalam hati.


(bersambung)

Sunday, November 4, 2012

Mata itu (bagian 3)

Baca kisah sebelumnya disini

Kulanjutkan kisahku setelah lama tidak sempat menuliskannya. Sampai mana ya? Oh ya. Kulanjutkan obrolan kami di luar rumah di dekat pagar. Di dekat pagar itu memang ada dudukan dari semen yang biasa dibuat untuk pelindung diatas jembatan kecil kali, agar anak-anak tidak terperosok ke dalamnya.

Kami asyik ngobrol kesana-kemari, ngalor dan ngidul, entah apa yang kami bicarakan saat itu, yang jelas kuingat adalah tiba-tiba dia menyebut seorang teman deketku perempuan saat aku masih SMP. Ya si Dilla, darimana dia tahu ya? Wah aku agak suuzon nih. Tapi gak apalah, hal itu membuatku kemudian terdiam. Aku tidak mengerti, mengapa dia mengatakan aku masih berhubungan dengan si Dilla. Tahu dari mana, dan informasi dari mana kalau aku masih hubungan dengan si Dilla, padahal itu sama sekali tidak benar. Kami, aku dan Dilla cuma sepasang sahabat, keluarganya sudah seperti keluargaku sendiri. Itu tak lain dan tak bukan adalah aku sudah seperti kakak Dilla sendiri, karena dia tidak punya saudara laki-laki. Kami tidak ada perasaan apa-apa, walaupun pada awalnya memang aku yang mengejar-kejar dia. Tapi setelah kutahu keluarganya yang alim dan santri, aku lebih ingin hubungan normal pertemanan saja, melihat kakek buyutnya adalah seorang kiayi, aku tak tega menodai keturunannya dengan sifat-sifat jelekku andaikan itu ada.

Wah, gawat nih, ternyata si Dia itu anaknya sangat "sensi" banget. Dia ingin hubunganku dengannya itu diam-diam saja dulu, jangan terang-terangan. Dia tak ingin aku berhubungan lagi dengan Dilla.

Sambil kami mengobrol diluar yang isis semilir angin malam, aku lihat ayahnya mondar-mandir seperti setrikaan sedang mengawasi kami berdua. Dia (ayahnya) tidak ingin sesuatu terjadi pada anak kesayangannya. Apalagi mungkin melihatku anak ingusan yang masih bau kencur dan lagi, mungkin agak kere kali. Wah, masa bodoh, dalam hati kecilku.
Kujelaskan padanya, bahwa aku tak ada hubungan apa-apa dengan si Dilla itu kecuali teman biasa saja. Tapi gak tahu mengapa tiba-tiba dia malah marah dan menangis, sepertinya dia mendapatkan informasi yang tidak benar mengenai hubunganku dengan Dilla. Syeitan,  paling bingung dan salah tingkah bila melihat wanita mengangis, aku juga bukan tipe lelaki romantis yang kemudian beraksi dengan memeluk dan menenangkannya. Entah mengapa bibir ini jadi kelu dan kaku. Ingin juga sih kupeluk, tapi aku takut sama bapaknya, dikiranya aku mengambil kesempatan dalam kesempitan. Bila aku gak menenangkannya risikonya aku dianggap cowok cuek dan tak punya hati. 
Ihhh, sialan .... apa yang harus kuperbuat nih?
Akhirnya kuputuskan untuk berpamitan pulang kepadanya, dengan perasaan yang masih galau dan tanda tanya, mengapa dia sampai berpikiran begitu.

      ooooOOOOOOOoooooooo

Masuk Daging Keluar Kepala Orang

Di Jawa ada seorang Kiai yang sangat di segani di daerahnya, dia memiliki beberapa anak lelaki, salah satunya baru lulus SMU, setelah SMU sang Kiai ingin anaknya sekolah ke Amerika, karena dia mendengar negara adidaya itu adalah negara yang telah maju dalam dunia pendidikan dan Teknologi. Maka dikirimkanlah anaknya itu untuk sekolah di salah satu universiti terkenal disana.
 
Setelah menghabiskan dan menyelesaikan masa studinya disana selama kurang lebih lima tahun, sang anak tersebut pulanglah kembali ke kampung asal orang tuanya. Sebagai orang tua yang bangga akan anaknya yang lulusan Luar Negeri, pak Kiai lalu mengumumkan ke balai desa Kelurahan dengan disaksikan oleh banyak warga yang berdatangan, karena pak Kiai sekaligus mengadakan acara syukuran atas kedatangan dan kelulusan anaknya itu.
 
Setelah memberi sambutan pembukaan dan muqadimah, maka pak Kiai mempersilahkan anaknya untuk menceritakan kondisi dan situasi di Amerika saat ini. Kemudian sang anak berpidato di balai kelurahan.
"Saudara-saudara, perlu saudara ketahui bahwa Amerika Serikat adalah negeri yang sangat canggih, salah satu kecanggihan disana yang paling saya kagumi adalah bagaimana seekor sapi yang dimasukkan kedalam mesin, maka dari mesin itu akan mengeluarkan daging giling yang sudah dikemas dalam kaleng. Demikianlah salah satu kehebatan negeri adidaya tersebut."
 
Setelah berpidato singkat, maka kemudian sang anak mengakhirinya dengan salam. Kemudian semua hadirin bertepuk tangan dan terheran-heran. Pak Kiai yang mendengarnya pun merasa bangga.
 
Dilain tempat yang masih dalam satu kecamatan, pak Kiai tidak ketinggalan pula mengajak anaknya untuk menceritakan kecanggihan negeri adidaya tersebut. Dan kembali pula anaknya menceritakan tentang penggilingan daging yang berasal dari sapi hidung tersebut. Dari beberapa tempat selalu itu saja yang diceritakan anaknya, bukan hal yang lain. Lalu kemudian pak Kiai mengatakan kepada anaknya.
 
"Owh, cuma itu saja ya kehebatan Amerika itu, masuk sapi hidup keluar daging kalengan. Ketahuilah anakku, disini itu lebih hebat dari Amerika sana. (sambil menunjukkan mimik kekecewaan) Disini nih, dimasukkan daging, yang keluar kepalamu itu."
 
(dinukil dari cerita humor Gus Dur)

Thursday, October 25, 2012

Do'a untuk anak perempuanku


Wahai anak perempuanku yang kusayangi,
Bila kamu bersuami kelak...
 

Janganlah mengucapkan kata-kata yang tidak pantas kepada suamimu, walaupun kamu lebih sholeh dan lebih berilmu darinya,
yang demikian itu lebih baik bagimu, menyelamatkan dirimu dari api neraka dan meninggikan derajatmu di sisi Allah.
 

Walaupun suamimu suka berkata kasar kepadamu...
anggap saja itu suatu kelebihan yang akan menggugurkan dosa-dosamu di saat kamu muda, karena kamu pernah berkata kasar kepada ibumu atau ayahmu...
 

Sabarlah terhadap perilaku yang tidak menyenangkan walaupun hatimu sakit, karena sekali lagi Allah akan membuatmu semakin muda dan membuat wajahmu semakin bercahaya. Malaikat akan selalu bersamamu, mendoakanmu ketika kamu dalam kesusahan.
 

Wahai anakku, tidak ada akhlak yang paling baik dalam perdebatan kecuali diam dan mengalah. Karena dengan begitu hatimu akan bertambah luas dan dalam dalam menyikapi hidup ini dan akan membuatmu semakin dewasa.
Kata orang bijak, di dunia ini tidak ada orang dewasa, yang ada adalah orang yang bisa mengendalikan diri dalam kemarahan.
 

Anakku, semoga Allah sentiasa menjagamu dari segala keburukan dan kesusahan. Amin.

(seperti yang pernah kutuliskan pada status fb ku)

Takbiran Idul Adha 1433H

Seiring dengan kumandang takbir bertalu-talu, meneriakkan kebesaran Sang Kholiq. Hati ini semakin kelu dan syahdu. Sudah dua hari raya ini kunikmati tanpa sensasi dan isi. Semua itu dikarenakan kesehatanku menurun ketika menjelang datangnya hari-hari bahagia itu. Ramadhan dua bulan yang lalu juga tidak bisa menikmati indahnya malam Lailatul qodar dan malam-malam tarawih, karena terkapar tak berdaya di kasur dan bantal.

Hari semakin kelam ketika seseorang yang kukasihi ternyata bersikap acuh tak acuh dan cuek karena itu sudah biasa. Sudah biasa sakit, dan dia juga yang harus merawatnya. Jadi, bosan kayaknya mendengar segala keluh kesahku. Bahkan mungkin dia sudah bosan menjadi istriku. Kutelan dan kukunyah kekesalan dan kekecewaannya setiap hari. Bagiku itu sudah seperti camilan yang enak dan menggairahkan. Karena omelan dan cacian itu bisa meningkatkan kesabaran dan memperkuat rohani. Bukan karena menghibur diri. Tetapi karena memang itu sudah menjadi keseharianku saat ini dan juga sudah berlangsung kurang lebih tiga belas tahun yang lalu.

Itulah sabar. Sabar itu tak dibatasi oleh waktu. Belajar sabar itu sampai mati, sampai bertemu dengan Syurga, sampai bertemu dengan Sang Pencipta. Kesabaran itulah sifat ahli syurga. Syurga bukanlah tempat bagi para pemarah dan pendendam. Karena syurga itu berisi orang yang murah senyum, pemaaf dan pengikhlas kesalahan orang yang pernah mendoliminya. Syurga itu milik orang-orang yang kuat. Orang yang kuat adalah orang yang bisa menahan amarahnya, walaupun dia sanggup membalas (ingat mutiara kata Syaidina Ali K.W). Iya, K.W, itulah nama belakang ku. Bisa berarti juga Karamallahu Wajhah (karomah pada wajahnya). Semoga Allah memberi karomah pada wajahku yang tidak terlalu ganteng ini.

Semoga diawal tahun 1434H mendatang, amalanku semakin baik dan berkualitas. Sholat berkualitas, dzikir yang khusuk dan do'a yang makbul. Itulah inti dari kehidupan dan kebaikan di dunia ini selain seorang Istri yang solehah. Hemmm, semoga Allah memberiku seorang istri yang solehah, yang selalu taat suami tanpa syarat. Bukan berarti ingin tambah istri, tetapi semoga Allah memperbaikai dan mentarbiyah istri yang sekarang menjadi istri yang kudambakan. Amin.